Bahasa Ibu yang Terasing

IMG_20160429_184317

Saya terlahir di sebuah kota kecil di daerah propinsi Jawa Tengah, dimana unggah-ungguh dan tata krama masih menjadi sebuah hal yang dijunjung tinggi. Masa kecil saya diisi dengan bermain dengan teman-teman, apalagi kalau bukan memainkan berbagai permainan tradisional. Congklak, gundu [kata kami: nekeran], petak umpet [delikan], gobak sodor, kasti, dan seabrek permainan lain yang pastinya tidak banyak anak kecil jaman sekarang yang masih mewarisi permainan ini dari orang tuanya. Baca lebih lanjut

Belum Lama

IMG_20171224_092113

Sudahkah?
Sudahkah?
Sudahkah?

Sudahkah menjadi orang tua shalih/shalihah sebelum menuntut mereka menjadi shalih/shalihah?

Sudahkah memberikan mereka hak berupa pendidikan yang utuh sebelum menuntut mereka menjalankan kewajiban terhadap kita?

Sudahkah memberikan mereka suri teladan yang baik sebelum menuntut mereka berakhlak mulia?

Apa..
Apa yang sudah dilakukan untuk mereka selama ini?
Pendidikan seperti apa?
Bimbingan seperti apa?
Apakah pendampingan yang utuh dan menyeluruh?
Atau membiarkan mereka mengelana sendiri, mencoba ini dan itu?
Dalam keadaan mereka masih begitu hijau dalam melihat dunia
Dengan pandangan mereka yang masih abu-abu terhadap kebenaran dan kebatilan
Dengan keingintahuan mereka yang tinggi
Rasa penasaran mereka yang begitu akut
Dan keinginan imitasi mereka yang begitu menggelora

Dengan apa?
Sudahkah mereka dibekali?
Sebanyak apa?
Selama apa?

Rasanya baru selama ini.
Dan itu masih begitu sebentar
Begitu singkat
Untuk melepas mereka ke sebuah belantara yang bernama:

Rimba dunia

Karena

Seberapa banyak yang engkau beri

Itulah yang engkau terima

** PWT 02012019

Menahan Arus Jaman

IMG_20180630_102330.jpgDuh, jadi keder membayangkan masa depan anak.
Saya jadi takut mau melepas anak sendirian ke sekolah.
Belum lama kasus serupa juga terjadi di daerah kami, lho.

Gemas, geram, marah luar biasa tentu berkecamuk dalam hati saat mendengar mencuatnya kasus pelecehan dan perkosaan anak. Belum lekang dari ingatan saat dulu pernah heboh kasus Yuyun. Baca lebih lanjut

Sosok di Balik Jendela

Rutinitas yang sama setiap pagi di hari yang entah keberapa ratus. Penat seolah kian menyergap. Ditambah huru-hara pagi ini menambah gejolak emosi yang kian berkecamuk. Bukan permasalahan besar sebenarnya, bahkan mungkin 5 dari 7 ibu di muka bumi pernah mengalaminya. Namun kesabaran seolah dicabut dari hati ini. Luapan kata-kata tak berguna yang justru keluar membanjiri, alih-alih beristighar.
Yah.. setan pagi ini telah sukses mengambil alih kesabaran ini. Mungkin, dia saat ini menari gembira menertawai kami. Dan penyesalan, selalu terjadi kemudian. Menyesal karena mengantarkannya ke sekolah bukan dengan senyuman atau ucapan manis.

Maafkan ibu, ya Nak.

Maafkan ibu karena seolah lupa suatu masa di saat ibu menjadi engkau. Karena menghadapimu yang istimewa, semua ilmu seringkali luput, dan ibu harus remedial lagi, dan lagi.

Nak, engkau banyak memberi dan mengajari, sedangkan ibu yang terlalu banyak menuntut dan tidak mau mengerti. Ibu yang selalu ingin memberikan yang terbaik, yang sempurna untukmu, namun ternyata hasilnya seringkali berbeda. Karena sempurna itu tidak mungkin ada. Bahkan seringkali kita harus berdamai dengan keadaan dan kemampuan.

Nak, dibandingkan para ibu di luar sana, kemampuan ibu dalam merawatmu hanya biasa saja. Seringkali ibu merasa jatuh bangun dan bersedih karena ibu tidak bisa memanfaatkan waktu yang telah Allah Ta’ala berikan kepada kita. Ibu merasa sangat jauh dari garis yang telah ibu tetapkan dulu dalam mengasuhmu. Semua impian ibu terhadapmu.. semua waktu yang ingin ibu curahkan untukmu.. bahkan seluruh ilmu yang ibu pelajari dulu seolah memang tidak cukup dalam mengasuhmu. Waktu 24 jam itu serasa hilang dalam sekali kerjapan mata. Ataukah itu karena ibu kurang berusaha?

Nak, ibu harus menata 24 jam itu dan menyisihkan lebih dari separuhnya untukmu. Entah kenapa ratusan rencana dan angan-angan yang dulu ibu bawa saat melahirkanmu mulai memudar satu demi satu. Ibu rasa.. memang ibu kurang berusaha lebih keras untuk mendidikmu.

Maafkan ibu, Nak. Atas banyak waktu sia-sia yang terbuang. Waktu yang seharusnya kita isi bersama, untuk bercengkrama, bahkan sekedar bercerita sebelum memejamkan mata.

Maafkan ibu, Nak. Ibu sungguh jauh dari kata sempurna. Namun ibu in syaa allaah akan berusaha yang terbaik sekuat tenaga.

Baarakallaahu fiik..

Boneka dan Rumah Boneka dari Flannel

image

Melatih puasa si kecil memang membutuhkan ketekunan dan kesabaran yang cukup besar. Tidak jarang orang tua yang mati gaya saat Ramadhan dan memilih menyuguhkan gadget agar anak kuat berpuasa dan tidak terlalu berat beraktifitas. Nah, berhubung saya sudah menjalankan episode no gadget cukup lama, jadi saya pun setiap harinya selalu mengarang indah agar si kecil tidak merasa berat berpuasa. Baca lebih lanjut

Kami hanya kelompok kurang kasih sayang

image

Beberapa waktu berselang, bahkan mungkin kini tema ini masih ramai dibicarakan. Mulai dari media sosial yang ramai mendukung bahkan mengkampanyekan, bahkan rumor beredar bahwa lembaga internasional pun turut serta mengucurkan dana bagi kelompok ini. Merasa sebagai minoritas, didiskriminasikan, diremehkan, dipandang sebelah mata, dihinakan, dicaci maki.. bersatulah mereka membangun kekuatan demi eksistensi dan harga diri.

Baca lebih lanjut

Mari Belajar Bahasa Arab (Video)

Akhir-akhir ini, anak-anak sedang gandrung belajar bahasa Arab. Sejak si sulung masuk ke TKIT, setiap pulang sekolah selalu mengulang kembali hafalannya di rumah, dari doa pembukaan (mulai belajar), surat Al-Qur’an, hadist, hingga kosakata bahasa arab. Si adik pun tanpa disangka ikut bertambah hafalannya. Bahkan saat bermain, kedua gadis kecil kami sangat asyik bermain tebak kosakata bahasa arab. Masyaallaah walhamdulillaah.. Baca lebih lanjut

Membangun Komunikasi dengan Si Pra-sekolah

image

Memiliki anak usia pra sekolah sungguh sangat menyenangkan. Kita selalu disibukkan dengan tutur kata mereka yang mengalir seolah tiada hentinya. Usia 3-5 tahun seringkali disebut-sebut sebagai masa golden age. Serabut-serabut kecil otak mereka berkembang sangat pesat dan penuh rasa ingin tahu. Kesadaran akan eksistensi diri mulai timbul dan memunculkan sikap egosentris. Tidak jarang mereka menjadi sangat egois: semua milikku, aku harus mendapatkan yang aku mau, aku mau sekarang! Semua itu mungkin kalimat yang tidak asing di telinga kita. Tingkah mereka yang lucu tidak jarang berubah dari menggemaskan menjadi memusingkan. Kenapa sih, makhluk kecil bernama anak pra sekolah terkadang memiliki perilaku sulit?

Baca lebih lanjut

Gembira Belajar Dengan Grolier

Dulu pernah saya tidak sengaja membaca tentang ensiklopedi jutaan rupiah. Saat itu saya berpikir, “masyaallaah.. buat apa sih, beli mahal-mahal, kalau saat ini semua bisa diakses via internet? Tinggal pencet print aja, beres.” Sekali lagi, itu dulu.. saat saya masih cukup rajin dan idealis. Apa sekarang saya tidak lagi idealis?
Baca lebih lanjut